Datangnya bulan puasa dengan berbagai hal yang ada di dalamnya dirasakan oleh setiap umat islam. Mulai dari sahur, buka denagn membaca doa buka puasa, tarawih dan berbagai ibadah lainnya dilakukan umat isalm di berbagai penjuru dunia termausk juga di yerusalem palestina. Kita sebagai umat Islam tentunya sudah mengetahui bahwa Yerusalem merupakan negara Islam yang taat. Saat bulan suci Ramadhan tiba, suasana di kota Tua Yerusalem ternyata lebih meriah ketimbang tahun-tahun sebelumnya saat Shalat dibatasi di Masjid tercinta yaitu Al-Aqsa. Masjid Al-Aqsa sendiri merupakan Masjid suci di urutan ke tiga bagi umat Islam di seluruh dunia. Kita semua juga mengetahui bahwa sampai saat ini negara Yerusalem masih dijajah dan sangat sepi turis asing sehingga pemasukan negara sangat minim. Saat ini jauh lebih ramai orang yang sekedar berjalan-jalan di kota Tua yaitu tempat penjual melaporkan bisnis yang sangat ramai.
Diakibatkan karena Pandemi Covid-19, keadaan pedagang di kota Tua makin memburuk kian hari, hal itu sangat dirasakan dampaknya oleh para pedagang bahkan di seluruh duni.
"Tahun ini, kami menjual barang-barang dari Mesir dan China, dan jumlah pengunjung sangat banyak,"
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pembeli yang sedang berjalan-jalan di dekat Kota Tua. Negara Israel telah memasukkan warga Palestina ke Yerusalem Timur saat peluncuran vaksin yang kini lebih cepat. Kota Yerusalem memang telah direbut oleh negara Israel yang mencakup bagian timur kota Yerusalem bersamaan di tepi barat saat perang Timur Tengah pada tahun 1967.
Namun hal itu masih bias apakah warga Palestina yang berada di tepi Barat sudah bisa datang ke Masjid Al-Aqsa atau belum selama bulan suci Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan salah seorang pejabat dari kalangan militer di Israel mengatakan hingga saat ini belum ada keputusan yang resmi dibuat perihal izin untuk liburan Ramadhan. Hal itu sangat miris didengar oleh umat Islam di seluruh dunia, pasalnya Ramadhan merupakan bulan suci yang sangat penting bagi umat Islam.
Mungkin saja situasi tersebut sengaja dipersulit kecepatan vaksinasi yang dilakukan oleh otoritas Palestina yang notabennya jauh lebih lambat ketimbang negara Israel. Jelas saja, karena negara Palestina memang masih dijajah oleh negara Israel.
Memang saat ini lembaga International telah mendesak Israel agar memastikan bahwa warga Palestina sudah divaksinasi. Namun desakan tersebut belum terlalu berpengaruh karena Israel sendiri dikenal sebagai negara yang keras kepala dalam hal ini.
Di bagian Barat yang kini diduduki oleh Otoritas Palestina juga mengatakan bahwa akan mengizinkan lebih banyak lagi toko-toko yang dibuka pada saat malam hari serta untuk beribadah seperti shalat tarawih di masjid, kecuali pada saat hari jum’at.
Namun kenyataannya Otoritas Palestina malah memberlakukan jam malam Covid, ketika malam hari agar pergerakan warga antar kota, desa dank amp untuk mengungsi. Otoritas Palestina tidak hanya melarang itu melainkan juga melarang restoran juga mengadakan buka puasa bersama. Orang orangpun hanya bisa berbuka di rumahnya masing masing. Toko-toko yang selama ini menjual kue-kue manis selama bulan Ramadhan membuka pintu mereka kepada siapapun pelanggan, tetapi toko-toko tersebut hanya bisa mengirim ke rumah masing-masing.
Sungguh tahun ini merupakan tahun yang berat bagi Yerusalem di saat bulan suci Ramadhan yan seharusnya dijalani dengan penuh keharmonisan tetapi mereka tidak mendapatkan itu. Bahkan kondisi tersebut juga memaksa sekolah di jalur Gaza untuk tutup dan memberlakukan jam malam serta pertemuan yang dapat mengundang keramaian.
Nah mungkin itu saja informasi yang dapat kami sampaikan seputar suasana bulan suci Ramadhan di Yerusalem. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian.